Senin, 15 Februari 2016

Mengenal Fase-Fase Kematangan Buah Kurma


Di dalam Al Qur'an ada perintah spesifik untuk memperhatikan buah ketika pohon sedang berbuah dan memperhatikan kematangannya (QS 6:99), kalau kita laksanakan perintah ini, insyaallah kita akan dapat memaksimalkan manfaat dari setiap jenis buah khususnya kurma pada artikel ini dan dapat meminimalkan buah yang terbuang karena busuk atau karena keduluan dimakan codot maupun binatang lainnya

Setelah sebelumnya kita membahas agar pohon kurma dapat berbuah di artikel blog ini pada link cara mengawinkan kurma maka saat kurma kita mulai berbuah kita harus bisa mengenal tahapan-tahapan pematangan buah kurma sehingga kita bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk memanen buah kurma sesuai dengan keperluannya.


Mulai dari penyerbukannya, buah kurma memiliki lima tahapan / fase pematangan yaitu fase Hababauk, fase kimri, fase khalal, fase ruthab dan fase tamr. Untuk sampai ke fase tamr memerlukan waktu lebih kurang dua ratus hari, dimana pada stadium tersebut kurma sudah matang sepenuhnya. Namun untuk panen tidak harus menunggu fase tamr karena kurma sudah bisa dipanen mulai fase khalal. 

Tahap Pematangan Buah Kurma (foto : staff.blog.ui.ac.id)

Adapun keadaan masing-masing fase pada proses pematangan buah kurma secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :


1. Fase hababouk, dimulai segera setelah fertilisasi (pembuahan), berlangsung dalam waktu empat hingga lima minggu. Ciri-cirinya antara lain, kecepatan pertumbuhan sangat lambat, buahnya imatur, berat rata-ratanya satu gram dan tertutup secara sempurna oleh kelopak.

2. Fase kimri, buahnya benar-benar keras, warnanya apple green dan tidak cocok untuk dimakan. Merupakan stadium paling lama, memerlukan waktu sembilan hingga empat belas minggu, tergantung varietasnya.

Kurma fase kimri (foto : Facebook Indonesian date palm association)

3. Fase khalal, secara fisiologis buahnya matur. Warnanya berubah dari hijau menjadi kuning kehijau-hijauan, kuning, merah muda, merah atau merah tua tergantung varietas. Berlangsung tiga sampai lima minggu. Buah kurma mencapai berat dan ukuran maksimum, tetapi konsentrasi gula dan keasaman mengalami peningkatan yang cepat, dan terjadi penurunan kandungan air lima puluh hingga lima puluh delapan persen. Kurma khalal harus dimakan segera setelah panen karena kandungan gula dan airnya yang tinggi akan menyebabkan fermentasi.

Kurma fase khalal (foto : Facebook Indonesian Date Falm Association)

4. Fase ruthab, disebut juga kurma segar dimana warna buah berubah menjadi coklat atau hitam. Berlangsung dua hingga empat minggu. Pada stadium ini terjadi penurunan berat buah karena penurunan kandungan air. Buahnya sangat manis, sehingga penting untuk memanen dan memasarkan kurma dalam fase ini. Namun pada fase ini, buah akan cepat berubah masam, sehingga kebanyakan orang lebih memilih kurma setelah melewati fase ruthab.

Kurma fase ruthab atau kurma segar (foto : Facebook Indonesian Date Palm Association)

5. Fase tamr, disebut juga kurma kering, kurma manisan atau kurma masak dimana kurma benar-benar matang dan warnanya berubah menjadi coklat atau hampir hitam. Tekstur daging buahnya lembut. Kandungan total dalam kurma mencapai maksimum dan kehilangan sebagian besar airnya, sehingga menyebabkan proporsi gula dan air cukup untuk mencegah fermentasi. Tahap ini merupakan tahap paling baik untuk penyimpanan, tipe kurma pada fase inilah yang diimpor Indonesia yang sering kita jumpai di pasar-pasar, mini market, dan mall-mall Indonesia.

Kurma fase tamr yang biasa dijual di pasar-pasar Indonesia

Kurma dapat dimakan selagi mentah ataupun matang jadi meskipun pada fase khalal, kurma masih mentah namun kurma ini sudah bisa dipanen dan dimakan. Fase kurma yang dipanen memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing misalnya kurma segar (fase ruthab) mengandung kadar air dan vitamin yang lebih banyak serta rasanya sangat manis namun kurma fase ini rendah kandungan energi siap pakainya serta harus cepat dipasarkan atau dimakan sebelum rusak. Sementara kurma yang kering (fase tamr) tinggi akan kandungan energi siap pakai serta lebih awet disimpan, namun kandungan air dan beberapa vitamin menjadi lebih rendah bahkan kandungan vitamin C-nya hilang.

Oleh karena itu, kurma yang mau dipanen harus dilihat sesuai kebutuhan kalau mau langsung dimakan dan dipasarkan bisa dipanen di fase khalal dan yang paling baik serta segar dapat dipanen pada fase ruthab. sedangkan apabila untuk keperluan lama ataupun awet disimpan panen kurma di fase tamr merupakan pilihan yang tepat karena kurma tidak cepat busuk/rusak.

Disusun oleh Ahmad Ridha

3 komentar: